Presiden Prabowo Lantik Perwira Muda Penjaga Demokrasi di Tengah Kontroversi

Nasional21 Dilihat

suarablitar.com — Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Sarifuddin Sudding, mengingatkan perwira muda Polri dan TNI yang baru dilantik untuk tetap menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam politik praktis. Peringatan ini disampaikan pada Rabu (23/7/2025) saat pelantikan 2.000 calon perwira remaja TNI-Polri di Istana Merdeka, Jakarta.

Sudding menegaskan bahwa aparat keamanan harus berfungsi sebagai penjaga demokrasi, bukan sebagai pemain dalam kontestasi politik. “Keterlibatan aparat dalam politik akan mencederai demokrasi dan memperlemah kepercayaan rakyat,” ujar Sudding. Dia juga menekankan bahwa perwira muda merupakan generasi masa depan institusi pertahanan dan keamanan yang harus menunjukkan profesionalisme serta integritas dalam menjalankan tugasnya.

Lebih lanjut, Sudding menekankan pentingnya etika dalam interaksi sehari-hari. “Jangan anggap remeh interaksi sehari-hari di lapangan. Jaga etika dan bersikap adil pada sipil. Integritas dan sikap rendah hati akan memperkuat legitimasi institusi,” katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa penyalahgunaan kewenangan tidak hanya akan mencemari nama pribadi tetapi juga menurunkan kepercayaan publik terhadap Polri dan TNI. Oleh karena itu, para perwira muda diharapkan dapat menjadi pendorong transformasi menuju institusi yang lebih profesional dan humanis.

Dalam pelantikan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan dua Keputusan Presiden yang mengatur pengangkatan taruna dan taruni Akademi Militer dan Akademi Polisi menjadi perwira TNI dan Polri. Dari 2.000 capaja, 827 berasal dari Akademi Militer, 433 dari Akademi Angkatan Laut, 293 dari Akademi Angkatan Udara, dan 447 dari Akademi Kepolisian.