Ojol Mengancam Demo Setiap Bulan Tantang Pemerintah dan Aplikator

Otomatif29 Dilihat

suarablitar.com — Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia mengancam akan melanjutkan aksi demonstrasi jika pemerintah dan aplikator tidak menanggapi tuntutan mereka. Aksi tersebut akan dilakukan secara berkala, bahkan setiap bulan, dimulai dari demonstrasi yang berlangsung di Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (21/7).

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa aksi ini bukan yang terakhir. Mereka berencana melakukan demonstrasi lebih besar hingga permintaan mengenai potongan aplikasi menjadi 10 persen dikabulkan. Ia menyatakan, “Kalau perlu setiap sebulan sekali kami siap lakukan.”

Raden Igun mengungkapkan bahwa potongan komisi aplikasi di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, mencapai lebih dari 20 persen. Ia mencatat bahwa tarif rata-rata di negara Asia lain berkisar antara 6-12 persen, dan berharap pemerintah membuka komunikasi terkait permintaan penurunan potongan.

Selain potongan aplikasi, Garda Indonesia juga mengajukan empat tuntutan lainnya, antara lain:

1. Negara menghadirkan UU Transportasi Online/PERPPU.
2. Pembagian tarif sebesar 90% untuk driver dan 10% untuk aplikator.
3. Pemerintah membuat peraturan tarif antar barang dan makanan.
4. Audit investigatif terhadap aplikator.

Dengan tuntutan tersebut, Garda Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak pengemudi ojol di Indonesia.