Hari Kebangkitan Nasional sebagai Tonggak Persatuan dan Kesadaran Bangsa Indonesia

Politik19 Dilihat

suarablitar.com — Setiap 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), yang menandai awal kesadaran perjuangan kemerdekaan dan kesatuan bangsa. Hari ini memiliki momen penting yang berhubungan erat dengan berdirinya organisasi Boedi Utomo pada 20 Mei 1908, yang dipelopori oleh Dr. Soetomo dan pelajar STOVIA di Jakarta.

Kehadiran Boedi Utomo dipicu oleh penderitaan masyarakat akibat penjajahan Belanda, serta keinginan untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan. Dr. Wahidin Sudirohusodo, tokoh penting dalam organisasi ini, mendorong pembentukan lembaga yang mendukung pendidikan bagi pelajar pribumi berprestasi namun kurang mampu.

Boedi Utomo, yang berfokus pada bidang sosial dan budaya, menjadi inspirasi bagi lahirnya berbagai organisasi pergerakan lainnya seperti Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Pada tahun 1948, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, bertepatan dengan peringatan 40 tahun organisasi ini. Penetapan ini bertujuan untuk memperkuat semangat persatuan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Sejak 16 Desember 1959, Harkitnas ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959 dan diperingati setiap tahun. Momen ini mengingatkan bangsa akan pentingnya persatuan, nasionalisme, dan gotong royong dalam menghadapi tantangan.

Hari Kebangkitan Nasional menjadi simbol semangat yang perlu diwariskan dari generasi ke generasi untuk membangun demokrasi, menjaga kedaulatan, dan menghadirkan keadilan sosial di era globalisasi.